• RUMUS FISIKA

    iam wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing. Nul...

  • PENDIDIKAN

    iam wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing. Nul...

  • Consectetur adipisicing elit

    iam wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing. Nul...

  • Post With Featured Image

    iam 1989 wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing...

  • Elementum mauris aliquam ut

    iam wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing. Nul...

ANJAY LAGU

Sejarah berdirinya monas

0 comments

Sejarah Berdirinya Monas

Sejaraha Berdirinya Monas
wikimedia.org
Sejarah Berdirinya Monas – Monumen Nasional atau yang sering kita sebut dengan Monas pada  12/07-2016 lalu berusia 41. Monumen ini terletak tepat di pusat Kota Jakarta. Siapa yang tidak tahu dengan Monumen yang satu ini, Monumen ini merupakan tugu kebanggaan bangsa Indonesia.

Tinggi Monas

Selain itu tugu Monas menjadi salah satu sarana tempat wisata dan defenisi pusat pendidikan yang sangat menarik bagi warga Indonesia, baik yang berada di Jakarta maupun dari luar Jakarta. Tugu Monas memiliki tinggi 433 kaki (132m).
Bentuk Monas yang menjulang tinggi memiliki kandungan falsafah “Lingga dan Yoni” yang menyerupai “Alu” sebagai “Lingga” dan bentuk wadah yang berupa ruangan yang menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”.
Alu dan Lumpang adalah suatu yang sangat penting yang dimiliki setiap keluarga di Indonesia, khususnya warga pedesaan. Lingga dan Yoni merupakan simbol dari zaman dahulu yang menggambarkan kehidupan abadi, Lignga adalah unsur positif dan Yoni adalah unsur positif, seperti adanya siang dan malam, laki-laki dan perempuan, baik dan buruk, merupakan keabadian dunia.
Bentuk garis-garis arsitektur tugu ini menggambarkan garis-garis yang bergerak tidak monoton merata, naik, melompat, melengkung, merata lagi dan naik menjulang tinggu dan akhirnya menggelombang di atas bentuk lidah api yang menyala.
Badan Tugu yang menjulang tinggi dengan lidah api yang menyala di ouncaknya menggambarkan semangat yang berkobar-kobar dan tidak kunjung padam di dalam dada bangsa Indonesia.

Perancang Monas

Menurutnya sejarah berdirinya, Monas mulai dibangun pada bulan Agustus tahun 1959.Bangunan Monas dirancang oleh arsitektur asli Indonesia, yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir.Rooseno, pada tanggal 17 Agustus 1961 dan diresmikan oleh Presiden Soekarno.

Monas dibangun pada tahun 17 Agustus tahun 1961, bertepatan saat Indonesia sedang merayakan hari kemerdekaan yang ke-16. Pengerjaan pembangunannya saat itu terdiri dari dari tiga kali bagian waktu.
Pada periode pertama dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun 1961/1962-1964/1965 yang pada saat itu dipimpin langsung oleh Presiden Ir.Soekarno. Sebanyak 360 pasak bumi yang ditanamkan untuk pondasi bangunan landmark Indonesia tersebut.Monas memiliki ciri khas tersendiri, karena arsitektur dan dimensinya melambangkan kekuhusan dari Indonesia.
Pada pembangunan tahap kedua dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun 1966-1968. Sebab terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI) dan upaya kudeta, pembangunan sempat tertunda. Sementara tahap akhir pembengunan berlangsung pada tahun 1969-1976.
Bentuk yang paling menonjol pada monas adalah tugu yang menjulang tinggi dan bagian cawan yang luas mendatar.Di atas terdapat api yang menyala seakan tak pernah padam, itu melambangkan keteladanan semangat bang Indonesia yang tidak pernah padam sepanjang masa.
Bentuk dan letak Monas sangat menarik dan pengunjung dapat menikmati pemandangan indah dan sejuk yang begitu mempesona, berupa taman yang ditumbuhi pohon dari berbagai provinsi di Indonesia. Kolam air mancur yang terdapat pada gerbang masuk dan mebuat taman menjadi lebih sejuk.

Gagasan Pembangunan Monas

Gagasan pembangunan Monal setelah 9 tahun kemerdekaan diproklamirkan. Bebeberapa hari setelah memperingati HUT Republik Indonesia ke-9, lalu dibentuk Panitia Tugu Nasional yang memiliki tugas mengusahakan berdirinya Tugu Monas. Panitia ini dipimpin oleh Sarwoko Martokusumo, S.Suhud sebagai penulis, Sumali Prawisudirdjo sebagai bendahara dan dibantu oleh 4 anggota, yaitu Supeno, K.K Wiloto, E.F Wenas dan Sudiro.
Panitia tersebut dinamakan “Tim Yuri”. Melalui tim ini sayembara diadakan 2 kali. sayembara pertama diadakan pada 17 Februari 1955 dan sayembara kedua digelar pada 10 Mei 1960 dengan harapan dapat menghasilkan karya budaya yang memiliki nilai setinggi-tingginya dan menggambarkan keluhuran budaya Indonesia.
Panitia yang sudah dibentuk memiliki tugas mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan Monas yang akan dibangun di tengah lapangan Medan Merdeka, Jakarta.
Sejarah Berdirinya Monas
Monas terdiri dari beberapa bagian, yaitu Pintu gerbang utama, ruang museum sejarah, ruang kemerdekaan, pelataran cawan, puncak tugu, Api kemerdekaan dan Badan tugu. Semua ukuran yang terdapat dalam Monas sudah disesuaikan dengan angka hari lahirnya Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17-08-1945.

Sayembara Pembangunan Monas

Sayembara terbuka diadakan sebelum pelaksanaan pembangunan. Sayembara hanya boleh diikuti oleh semua warga negara Indonesia, baik secara kolektif maupun individu. Sayembara dibuka pada 17 februari 1955 dan ditutup Mei 1956, pada saat itu diikuti oleh 51 peserta. Peserta tebaik pada saat itu adalah Frederich Silaban, tapi ia tidak mampu memenuhi syarat pembentukan tugu.
Sayembara kedua dibentuk dengan juri Kepres RI No.33/1960, dimulai 10 Mei 1960. Bentuk dari Tugu yang diharapkan panitia sebaiknya menggambarkan kepribadian dari Indonesia, karya budaya yang dapat mengobarkan semangat patriotik, tiga dimensi, tidak rata, menjulang tinggi, terbuat dari beton, besi dan batu pualam, serta bisa bertahan selam 100 tahun.
Dalam sayembara kedua yang ditutup pada 15 oktober 1960, dari sebanyak 222 orang peserta dan sebanyak 136 rancangan, masih belum ada yang bisa mencapai kriteria yang telah ditetapkan oleh panitia.
Sebagai ketua juri, Presiden Ir.Soekarno kemudian menunjuk arsitek Soedarsono dan Frederich Silaban untuk membuat rencana rancangan Tugu Monas. Setelah rencana yang dibuat disetujui pada tahun 1961, maka pemancangan tiang pertama dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961.
Dalam pelaksanaanya saat itu Soedarsono bertugas sebagai direksi pelaksana, PN Adhi karya sebagai pelaksana utama atas dasar upah ditambah jasa, Prof.Ir. Rooseno bertugas sebagai supervisor dalam kontruksi. Dalam hal kewenangan kekuasaan daerah, logistik, koordinasi, perjanjian kerja dengan kontraktor dipimpin oleh Umar Wirahadikusuma.

Bagian Bangunan Monas

Ruang Museum Sejarah

Ruang museum sejarah terletak 3 meter di bawah permukaan halaman Monas memiliki uran sebesar 80×80 meter. Dinding dan lantai di ruangan itu semuanya dilapisi oleh batu marmer. Di dalam ruangan Monas, pengunjung disajikan dengan 51 jendela yang mengabadikan sejarah sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia hingga masa pembangunan di masa orde baru. Di ruangan ini, pengunjung dapat mendengarkan suara rekaman suara Ir.Soekarno ketika membeacakan teks Proklamasi.

Ruang Kemerdekaan

Di ruang kemerdekaan yang terbentuk ampiteater yang terletak di dalam cawan tugu, dan juga terdapat 4 atribut kemerdekaan, yaitu peta kepulauan Negara Republik Indonesia, Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika dan pintu gapura yang berisi naskah Proklamasi Kemerdekaan.
Di pelataran puncak tugu yang berada di ketinggian 115 meter, dari halaman tugu yang memiliki ukuran 11×11 meter, untuk mencapai pelataran pengunjung bisa menggunakan lift yang berkapasitas sekitar 11 orang.
Pelataran mampu menampung sekitar 50 orang, disana juga disediakan 4 teropong yang terdapat pada setiap sudut, disana pengunjung bisa melihat pemandangan kota Jakarta dari ketinggian 132 meter dari halaman tugu Monas.
Pada puncak Tugu Monas terdapat lidah api yang terbuat dari perunggu yang memiliki berat 14,5 ton dengan tinggi 14 meter dan memiliki diameter 6 meter, terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Semu bagian lidah api dilapisi oleh lempengan emas yang memiliki berat 35 kilogram, dan kemudian pada HUT ke-50 Republik Indonesia, emas yang melapisi lidah api itu lalu ditambah menjadi 50 kilogram.

Sunber:https://www.google.com/amp/s/www.keepsoh.com/sejarah-berdirinya-monas/amp/?espv=1

Read More »

Sejarah kota bandar lampung

0 comments
Masa Pendudukan Belanda (1912-1942) Sunting
Wilayah Kota Bandar Lampung pada zaman kolonial Hindia Belanda termasuk wilayah Onder Afdeling Telokbetong yang dibentuk berdasarkan Staatsbalat 1912 Nomor: 462 yang terdiri dari Ibu kota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah disekitarnya. Sebelum tahun 1912, Ibu kota Telokbetong ini meliputi juga Tanjungkarang yang terletak sekitar 5 km di sebelah utara Kota Telokbetong (Encyclopedie Van Nedderland Indie, D.C.STIBBE bagian IV).

Ibu kota Onder Afdeling Telokbetong adalah Tanjungkarang, sementara Kota Telokbetong sendiri berkedudukan sebagai Ibu kota Keresidenan Lampung. Kedua kota tersebut tidak termasuk ke dalam Marga Verband, melainkan berdiri sendiri dan dikepalai oleh seorang Asisten Demang yang tunduk kepada Hoof Van Plaatsleyk Bestuur selaku Kepala Onder Afdeling Telokbetong.

Masa Pendudukan Jepang (1942-1945) Sunting
Pada zaman pendudukan Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan shi (Kota) di bawah pimpinan seorang shichō (bangsa Jepang) dan dibantu oleh seorang fukushichō (bangsa Indonesia).

Masa Kemerdekaan IndonesiaSunting


Pawai Pembangunan Kota Bandar Lampung tahun 1940-an, saat ini di Jalan Kartini.
Sejak zaman Kemerdekaan Republik Indonesia, Kota Tanjungkarang dan Kota Telokbetong menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Selatan hingga diterbitkannnya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yang memisahkan kedua kota tersebut dari Kabupaten Lampung Selatan dan mulai diperkenalkan dengan istilah penyebutan Kota Tanjungkarang-Telukbetung.
Secara geografis, Telukbetung berada di selatan Tanjungkarang, karena itu di marka jalan, Telukbetung yang dijadikan patokan batas jarak ibu kota provinsi. Telukbetung, Tanjungkarang dan Panjang (serta Kedaton) merupakan wilayah tahun 1984 digabung dalam satu kesatuan Kota Bandar Lampung, mengingat ketiganya sudah tidak ada batas pemisahan yang jelas.
Pada perkembangannya selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung terus berubah dan mengalami beberapa kali perluasan hingga pada tahun 1965 setelah Keresidenan Lampung dinaikkan statusnya menjadi Provinsi Lampung (berdasarkan Undang-Undang Nomor: 18 tahun 1965), Kota Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung dan sekaligus menjadi ibu kota Provinsi Lampung.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung (Lembaran Negara tahun 1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3254). Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1998 tentang perubahan tata naskah dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II se-Indonesia yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Wali kota Bandar Lampung nomor 17 tahun 1999 terjadi perubahan penyebutan nama dari “Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung”menjadi “Pemerintah Kota Bandar Lampung” dan tetap dipergunakan hingga saat ini.


Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandar_Lampung

Read More »

Manfaat bambu apus atau bambu tali

0 comments
Bambu tali merupakan jenis bambu yang terpenting dari segi ekonomi bagi masyarakat perdesaan di Jawa,[3][7] dan juga di Indonesia.[10] Bambu ini disukai untuk membuat pelbagai keranjang dan barang anyaman rumah tangga, alat masak-memasak, alat penangkap ikan, furnitur, alat musik, tali temali, dan lain-lain.[9][10] Karena kegunaannya ini, bambu tali telah dicoba diperkebunkan di Besuki semenjak tahun 1920-an.[12]

Bambu ini juga dimanfaatkan sebagai bahan ramuan rumah: tiang, dinding, lantai, langit-langit, atap;[9] serta untuk konstruksi pelbagai bangunan lain termasuk jembatan.[10] Berat jenis bambu tali berkisar antara 0,50-0,67.[13] Bilah bambu yang diambil dari buluh berusia 3 tahun yang dikeringkan di udara (kadar air 15,1%) memiliki sifat-sifat mekanis, berturut-turut untuk bilah dengan buku dan tanpa buku, sbb.: keteguhan patah 87,5 N/mm² dan 74,9 N/mm²; keteguhan tekan sejajar arah serat 37,5 N/mm² dan 33,9 N/mm²; keteguhan geser 7,47 N/mm² dan 7,65 N/mm²; serta keteguhan tari

Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bambu_tali

Read More »

Pengertian tentang kayu jati

0 comments
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Lamiales
Famili:
Lamiaceae
Genus:
Tectona
Spesies:
T. grandis
Nama binomial
Tectona grandis
Linn. f.
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku (തേക്ക്) dalam bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f.

Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.[1] Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak dibanjiri dengan air.[2] Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa.[1]

Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari

Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jati#

Read More »

Pengertian Puisi, Unsur-Unsur, Struktur, dan Jenis-Jenis Puisi

0 comments


Pengertian Puisi AdalahApa yang dimaksud dengan puisi? Pengertian puisi adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung irama, rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya.
Image result for GAMBAR PUISI
Ada juga yang menyebutkan pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang isinya mengandung ungkapan kata-kata bermakna kiasan dan penyampaiannya disertai dengan rima, irama, larik dan bait, dengan gaya bahasa yang dipadatkan.

Beberapa ahli modern mendefinisikan puisi sebagai perwujudan imajinasi, curahan hati, dari seorang penyair yang mengajak orang lain ke ‘dunianya’. Meskipun bentuknya singkat dan padat, umumnya orang lain kesulitan untuk menjelaskan makna puisi yang disampaikan dari setiap baitnya.A. Struktur Batin
Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat suatu puisi,  yang terdiri dari beberapa hal, seperti;

A. Struktur Batin

1. Tema/ Makna (sense)
Ini adalah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.

2. Rasa (feeling)
Ini adalah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.

3. Nada (tone)
Nada merupakan sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu pusi dengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.

4. Tujuan (intention)
Tujuan/ maksud/ amanat adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair kepada audiensnya.

B. Struktur Fisik

Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini;

1. Perwajahan Puisi (tipografi)
Tipografi adalah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwajahan puisi ini sangat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.

2. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh penyair.

3. Imaji
Imaji adalah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.

4. Kata Konkret
Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata yang digunakan umumnya berbentuk kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.

5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini disebut juga dengan majas (metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain-lain).

6. Rima/ Irama
Irama/ rima adalah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun di akhir puisi. Beberapa bentuk rima yaitu;Onomatope, yaitu tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya ‘ng’ yang mengandung efek magis.
Bentuk intern pola bunyi, yaitu aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.
Pengulangan kata, yaitu penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.Jenis-Jenis Puisi
Jenis-jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan jamannya. Mengacu pada pengertian puisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis puisi tersebut:

Jenis-Jenis Puisi

A. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan seperti; jumlah kata dalam baris puisi, jumlah baris dalam satu bait puisi, persajakan, jumlah suku kata dalam setiap baris, irama puisi

Beberapa yang termasuk dalam puisi lama diantaranya adalah;

Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dipercaya memiliki kekuatan magis.
Pantun, yaitu bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan rima akhir ab-ab.
Karmina, yaitu pantun kilat dimana bentuknya lebih pendek dari pantun.
Seloka, yaitu pantun berkait yang berasal dari Melayu klasik yang berisi pepatah.
Gurindam, yaitu puisi yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama.
Syair, yaitu puisi yang terdiri dari empat baris dengan bunyi akhiran yang sama.
Talibun, yaitu pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki irama abc-abc.
B. Puisi Baru
Puisi baru adalah jenis puisi yang lebih bebas dibanding puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Beberapa yang termasuk dalam puisi baru diantaranya adalah;

Balada, sajak sederhana yang mengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan, yang terkadang dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog.
Himne (gita puja), yaitu sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan untuk Tuhan atau Dewa.
Ode, yaitu puisi lirik berisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema serius.
Epigram, yaitu puisi yang berisi tentang tuntunan/ ajaran hidup.
Romansa, yaitu jenis puisi cerita yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
Elegi, yaitu syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada peristiwa kematian.
Satire, yaitu puisi yang menggunakan gaya bahasa yang berisi sindiran atau kritik dan disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi.
Distikon, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 2 baris (puisi dua seuntai).
Terzina, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 3 baris (puisi tiga seuntai).
Kuatren, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 4 baris (puisi empat seuntai).
Kuint, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 5 baris (puisi lima seuntai).
Sekstet, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 6 baris (puisi enam seuntai).
Septima, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 7 baris (tujuh seuntai).
Oktaf/Stanza, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 8 baris (puisi delapan seuntai).
Soneta, yaitu puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, dimana 2 bait pertama masing-masing 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing tiga baris.
C. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah jenis puisi yang berusaha keluar dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Jenis puisi ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tidak lagi mementingkan tentang irama, gaya bahasa, dan hal-hal lainnya yang umumnya terdapat pada puisi lama dan baru.

Beberapa yang termasuk dalam puisi kontemporer diantaranya adalah;

Puisi mantra, puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra.
Puisi mbeling, puisi yang sudah tidak mengikuti aturan dan ketentuan umum dalam puisi.
Puisi konkret, puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis (wajah dan bentuk lain) dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media.
Baca juga:

Pengertian Novel
Cerpen Adalah
Itulah uraian ringkas mengenai pengertian puisi, unsur-unsur dan struktur puisi, serta jenis-jenis puisi berdasarkan jamannya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.


Read More »

Matematika Kelas IX:Aljabar

0 comments
A.   Bentuk Aljabar
1.    Pengertian Variabel, Suku, Faktor, Koefisien, Konstanta, dan Suku Sejenis
Perhatikan bentuk x + 3 dengan x merupakan pengganti pada bilangan bulat! Jika x diganti - 2 , diperoleh x + 3 = -2 + 3. Jika x di ganti 0, diperoleh x + 3 = 0 + 3. Jika x di ganti 100, diperoleh x + 3 = 100 + 3. Simbol atau notasi x pada contoh di atas disebut variabel.
Bentuk-bentuk seperti 2p2, x2-x+4, 2ax-1 dan (x+2)(x-5) disebutbentuk-bentuk aljabar. Bentuk-bentuk aljabar, seperti 2p2 artinya 2 x p x p. 2p2 adalah bentuk aljabar suku tunggal. Faktor-faktor dari 2p2 adalah 2, p, p2, dan 2p. Faktor yang berupa konstanta disebut koefisien.
Bentuk x2  x - 4 disebut bentuk aljabar suku tiga dengan x2, -x, dan -4 sebagai suku-sukunya.Koefisien dari xadalah 1 dan koefisien dari x adalah -1.
Pada bentuk aljabar 2ax - 1 dan x2  x + 4, suku-suku 2ax dan –x adalah suku-suku dengan variabel yang sama, yaitu x.Suku-suku seperti ini disebutsuku-suku yang sejenis, sedangkan 2ax dan x2 adalah suku-suku dengan variabel yang berbeda dan suku-suku seperti ini disebut suku-suku tidak sejenis.  

2.    Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar
a.      Menjumlahkan danMengurangkan Bentuk Aljabar
Untuk memahami operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk – bentuk aljabar, perhatikan situasi berikut.
Dalam tas Ihsan terdapat 10 buku dan 7 pensil. Selanjutnya, ke dalam tas itu dimasukkan 2 buku dan dari tas itu diambil 3 pensil. Dalam tas Ihsan tentu sekarang ada ( 10 + 2 ) buku dan ( 7 – 3) pensil atau 12 buku dan 4 pensil.
Jika dalam tas Ihsan banyak buku dinyatakan dalam x dan banyak pensil dinyatakan dengan huruf y maka situasi tas ihsan semula adalah 10x + 7y kemudian terjadi 2x – 3y sehingga situasi tas Ihsan menjadi ( 10x + 7y) + ( 2x – 3y) atau (10 + 2) x + (7 - 3) y atau 12x + 4y.
Dari situasi di atas dapat dimengerti bahwa penjumlahan dan pengurangan dua bentuk aljabar hanya dapat dikerjakan pada suku-suku yang sejenis dengan penjumlahan atau pengurangan koefisien pada suku-suku sejenis.
Contoh :
Dua bentuk aljabar dapat dijumlahkan atau dikurangkan bila kedua bentuk aljabar itu sejenis. Perhatikan contoh berikut!
3x2 + 6x – 2x2 – 10x = 3x2 – 2x2 + 6x – 10x = x2 – 4x
Contoh Soal dan Pembahasan:
1. Jumlah dari 8x2 – 5x – 11 dan 20 + 5x – 9x2 adalah ....
A. –x2 + 9
B. –x2 – 9
C. x2 + 9
D. x2 – 9
Pembahasan:
8x2 – 5x – 11 + 20 + 5x – 9x2 = 8x2– 9x2 – 5x + 5x – 11 + 20
= –x2 + 9
Jawaban: A
2. Hasil pengurangan 3p2 – 7 oleh p2 – 3p – 2 adalah ....
A. –2p2 + 3p – 5
B. –2p2 – 3p + 5
C. 2p2 + 3p – 5
D. 2p2 – 3p + 5
Pembahasan:
3p2 – 7 – (p2 – 3p – 2) = 3p2 – 7 – p2 + 3p + 2
= 3p2 – p2 + 3p – 7 + 2
= 2p2 + 3p – 5
Jawaban: C
3. Hasil pengurangan 2p – p2dari p2 – p + 3 adalah ....
A. 2p2 + 3
B. 2p2 – 3p + 3
C. 2p2 + p + 3
D. 3p2 + 3
Pembahasan:
p2 – p + 3 – (2p – p2) = p– p + 3 – 2p + p2
= p2 + p2 – p – 2p + 3
= 2p2 – 3p + 3
Jawaban: B

b.      Perkalian Suatu Konstanta dengan Bentuk Aljabar
Sebuah perusahaan akan memberi paket lebaran pada setiap karyawan yang terdiri atas 1 kaleng biskuit, 2 botol sirup, dan 10 bungkus mie instan. Jika perusahaan itu mempunyai 100 karyawan maka perusahaan itu harus menyediakan 100 paket lebaran atau ( 100 x 1 ) kaleng biskuit, ( 100 x 2 ) botol sirup, dan ( 100 x 10 ) bungkus mie instan. Jika menyatakan banyak kaleng biskuit, y menyatakan banyak botol sirup, dan z menyatakan banyak mie instan. Maka dapat di tulis.
    100 x x + 100 x 2y + 100 x 10z atau
    100 x ( x + 2y + 10z ). Sifat apa yang berlaku terkait situasi ini ?
Pada himpunan bilangan bulat berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a x ( c) = ( a x b ) + (a c ) dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, yaitu : a x ( b - c ) = ( a x b ) – ( a x c ). Sifat ini akan dipakai untuk menyelesaikan perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar suku dua.
Contoh :
1.      Tuliskan perkalian -perkalian berikut sebagai jumlah atau selisih dengan menggunakan sifat distributif.
a.   4( 3x + 5y )
b.   5( 2p2q - 3pq2 )
Jawab :
a.       4( 3x + 5y ) = 12x + 20y
b.      5( 2p2q - 3pq2 ) = 10p2q -15pq2
2.      Nyatakan bentuk berikut ke dalam bentuk perkalian suatu konstanta dengan suku dua  yang paling sederhana.
a.       4x - 12y
b.      24m + 40n
Jawab :
a.        4x - 12y = 4( x - 3y )
b.      24m + 40n = 8( 3m + 5n )

c.       Perkalian dan Pembagian Dua Bentuk Aljabar
Untuk melakukan operasi perkalian dan pembagian dua bentuk aljabar, kita dapat memanfaatkan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar. Coba kalian sebutkan sifat-sifat tersebut. Selain itu, kalian pasti masih ingat bahwa a : b = c sama artinya a = b x c.

Contoh :
1.      Tulislah perkalian berikut dalam bentuk  jumlah atau selisih.
a.       4y( 2x + 3y )
b.       x( x2  x + 1 )
Jawab :
a.       4y ( 2x + 3y ) = ( 4y . 2x ) +( 4y . 3y )
                            = 8xy + 12y2
b.      x( x2  x + 1 ) = ( x . x2 ) - (x . x ) + ( x . 1 )
                       = x3 - x2 + x


Read More »